Lompat ke isi kandungan

SEJARAH PERANG MU’TAH

Februari 17, 2017

Hari ini Jumaat 17 Januari 2017, Khutbah Jumaat tadi menceritakan tentang perang Mu’tah dimana tiga panglima syahid berikut diturunkan kesah perang yang hebat itu.

Perang Mu’tah

Peperangan ini tercatat di dalam sejarah sebagai sebuah peperangan besar, di mana tentara Islam yang berjumlah 3,000 orang melawan 200,000 tentara Romawi Nasrani. Sekalipun demikian dahsyatnya peperangan Mu’tah, sahabat yang mati syahid hanya 12 orang dan mereka memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendakwahi dan memerangi manusia hingga mereka mengikrarkan kalimat tauhid. Maka kemuliaan bagi yang mengikuti agamanya dan kehinaan bagi yang menyelisihinya.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai dakwah dari kerabatnya yang terdekat dari kabilah Quraisy lalu bangsa Arab secara umum dan siapa saja yang dekat atau datang kepadanya dari berbagai penjuru, maka demikian pula beliau memerangi musuh pertama yang terdekat yaitu kafir Quraisy para penyembah berhala kemudian bangsa Arab di sekitar Mekah dan Madinah dan lainnya lalu ahli kitab dari bangsa Yahudi di Madinah dan sekitarnya.

Dan sekarang tiba saatnya untuk memerangi bangsa Romawi yang beragama Nasrani dan nanti akan tiba gilirannya memerangi kaum Majusi para penyembah api dan seluruh umat kafir hingga agama Allah tinggi dan jaya di permukaan bumi, di atas semua agama sekalipun orang-orang kafir benci dengan kemenangan Islam. Inilah Islam dan inilah jihad yang merahmati umat manusia dan tidak membiarkan mereka berlarut-larut dalam laknat Allah dengan tetap dalam kekafiran, tetapi Islam mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik dan kufur kepada cahaya Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah takjub dengan orang-orang yang masuk surga dalam keadaan diikat rantai besi.” (HR. Bukhari). Maksudnya bahwa mereka tertawan oleh tentara Islam lalu diikat dengan rantai besi kemudian digiring ke negeri Islam dan akhirnya mereka masuk Islam sehingga berbahagia dengan surga.

Dan termasuk hikmah ilahiyyah tatkala orang-orang kafir dari berbagai bangsa tidak bersatu padu dalam satu waktu untuk menyerang kaum muslimin. Tatkala kafir Quraisy memerangi kaum muslimin, maka bangsa Arab lainnya diam menunggu hasil dari Quraisy. Ketika seluruh bangsa Arab dan Yahudi bersekutu memerangi kaum muslimin, maka umat Nasrani diam menunggu hasil peperangan tersebut. Demikian pula tatkala umat Islam berperang melawan Romawi, maka bangsa Persia Majusi diam menunggu hasil peperangan ini hingga semua bangsa dan semua agama ditundukkan oleh kaum muslimin. Firman Allah:

خَيْرًا وَكَفَى اللهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ

Dan Allah memelihara kaum muslimin dari peperangan.” (QS. Al Ahzab: 25)

Sebab Terjadinya Perang Mu’tah

Sebab terjadinya perang ini adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim surat melalui utusannya, Harits bin Umair radhiallahu ‘anhu kepada Raja Bushra. Tatkala utusan ini sampai di Mu’tah (Jordan Timur), ia dihadang dan dibunuh, padahal menurut adat yang berlaku pada saat itu –dan berlaku hingga sekarang – bahwa utusan tidak boleh dibunuh dan apabila saja membunuh utusan, maka berarti menyatakan pengumuman perang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam marah akibat tindakan jahat ini, beliau mengirim pasukan perang pada Jumadil Awal tahun ke-8 Hijriah yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika Zaid mati syahid, maka Ja’far yang menggantikannya. Jika Ja’far mati syahid, maka Abdullah bin Rawahah penggantinya.”

Ini pertama kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat tiga panglima sekaligus karena beliau mengetahui kekuatan militer Romawi yang tak tertandingi pada waktu itu.

Tentara Allah Subhanahu wa Ta’ala Berangkat

Pasukan ini berangkat hingga tiba di Ma’an wilayah Syam dan sampai kepada mereka berita bahwa Raja Romawi bernama Heraklius telah tiba di Balqa bersama 100,000 tentara dan bergabung bersama mereka kabilah-kabilah Arab yang beragama Nasrani yang berjumlah 100,000 tentara sehingga jumlah tentara musuh berjumlah 200,000 tentara. Setelah para sahabat bermusyawarah, sebagian mereka mengatakan, “Kita mengirim utusan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar beliau menambahkan kekuatan tentara atau memerintahkan kepada kita sesuatu.”

Lalu panglima mereka yang ketiga, Abdullah bin Rawahah radhiallahu ‘anhu, memberi semangat kepada mereka seraya mengatakan, “Wahai kaum! Demi Allah, sesungguhnya apa yang kalian takutkan sungguh inilah yang kalian cari (yakni) mati syahid. Kita tidak memerangi manusia karena banyaknya bilangan dan kekuatan persenjataan, tetapi kita memerangi mereka karena agama Islam ini yang Allah muliakan kita dengannya. Bangkitlah kalian memerangi musuh karena sesungguhnya tidak lain bagi kita melainkan salah satu dari dua kebaikan, iaitu menang atau mati syahid.”

Maka sebagian mereka berkata, “Demi Allah, Ibnu Rawahah benar.” Lalu mereka berangkat sampai mereka tiba di Balqa tempat musuh berada.

Ini munjukka betapa besar keberanian para sahabat dalam jihad memerangi musuh-musuh Allah, semoga Allah melaknat Syi’ah yang mencela para sahabat.

Pertempuran

Tentara Islam dan tentara kufur saling berhadapan. Perlu kita ketahui, tentara di medan perang dibagi menjadi lima pasukan, iaitu: pasukan depan, belakang, kanan, kiri, dan tengah sebagai pasukan inti. Tentara musuh dengan jumlah yang sangat banyak mengharuskan seorang tentara dari sahabat melawan puluhan tentara musuh. Akan tetapi, tentara Allah yang memiliki kekuatan iman dan semangat jihad untuk meraih kemulian mati syahid tidak merasakannya sebagai beban berat bagi mereka sebab kekuatan mereka satu banding sepuluh –sebagaimana digambarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat,

Jika ada di antara kalian 20 orang yang bersabar maka akan mengalahkan 200 orang.” (QS. Al Anfal: 65)

Tentara Allah sebagai wali dan kekasih-Nya yang berperang untuk meninggikan agama-Nya, maka pasti Allah bersama mereka. Adapun orang-orang kafir sebanyak apapun bilangan dan kekuatan mereka, maka ibarat buih yang tidak berarti apa-apa.

Peperangan berkecamuk dengan dahsyat. Pusat perhatian musuh tertuju kepada pembawa bendera kaum muslimin dan keberanian para panglima Islam dalam maju memerangi musuh, hingga mati syahidlah panglima pertama, Zaid bin Haritsa radhiallahu ‘anhu. Lalu bendara perang diambil oleh panglima kedua, Ja’far bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Beliau berperang habis-habisan hingga tangan kanannya terputus, lalu bendera dibawa dengan tangan kirinya hingga terputus pula dan merangkul bendera dengan dadanya hingga terbunuh. Sebagai balasannya, Allah menggantikan kedua tangannya dengan dua sayap agar di surga ia dapat terbang ke mana saja. Setelah beliau syahid ditemukan pada tubuhnya terdapat 90 luka lebih antara tebasan pedang, tusukan panah atau tombak yang menunjukkan keberaniannya dalam menyerang musuh.

Kemudian bendera perang dibawa oleh panglima ketiga. Abdullah bin Rawahah radhiallahu ‘anhu dan berperang hingga mati syahid menyusul kedua rekannya. Agar bendera perang tidak jatuh maka mereka mengangkatnya dan bersepakat untuk menyerahkannya kepada Khalid bin Walid radhiallahu ‘anhu, maka beliau membawa bendera perang.

Setelah peperangan yang luar biasa, keesokan harinya Khalid radhiallahu ‘anhu –dengan kecerdasan strategi baru dengan mengubah posisi pasukannya dari semula; iaitu pasukan depan ke belakang dan sebaliknya, pasukan kanan ke kiri dan sebaliknya, sehingga tampak bagi musuh bahwa kaum muslimin mendapat bantuan tentara yang baru dan menimbulkan rasa takut dalam hati mereka dan menjadi sebab kekalahan mereka.

Setelah berperang lama, Khalid radhiallahu ‘anhu menilai bahwa kekuatan musuh jauh tidak sebanding dengan kekuatan kaum muslimin. Maka beliau menarik mundur pasukannya dengan selamat hingga ke Madinah, sedang musuh tidak mengejar mereka karena khawatir kalau-kalau ini dilakukan oleh kaum muslimin sebagai siasat perang untuk mengajak Romawi menuju medan perang yang lebih terbuka di padang pasir –yang akan merugikan Romawi.

Dalam perang ini, Khalid radhiallahu ‘anhu berperang habis-habisan hingga sembilan pedang patah di tangannya. Ini menunjukkan betapa besarnya peperangan tersebut dan betapa besar perjuangan para sahabat demi Islam. Maka semoga Allah melaknat orang-orang Syi’ah yang tidak mengakui keutamaan para sahabat. Seandainya Syi’ah mencela seorang saja dari sahabat biasa, sungguh cukuplah sebagai kejelekan mereka, lalu bagaimana jika yang mereka cela adalah kebanyakan sahabat bahkan yang paling utama di antara mereka. Sungguh tidak ada kebaikan yang dilakukan oleh siapa pun kecuali para sahabat merupakan pendahulunya dan mendapat pahalanya.

Sekalipun demikian dahsyatnya peperangan Mu’tah, sahabat yang mati syahid hanya dua belas orang, dan mereka memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah. Adapun pasukan musuh tidak dapat dipastikan bilangan mereka yang terbunuh, tetapi diperkirakan sangat banyak. Hal ini dapat diketahui dari hebatnya peperangan yang terjadi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Berkisah Tentang Perang

Tampak mukjizat kenabian, tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada para sahabat di Madinah tentang kematian tiga panglimanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik mimbar dalam keadaan sedih meneteskan air mata seraya berkata, “Bendera perang dibawa oleh Zaid lalu berperang hingga mati syahid, lalu bendera diambil oleh Ja’far dan berperang hingga mati syahid, lalu bendera perang dibawa oleh Siafullah (Pedang Allah –yakni Khalid bin Walid, pen.) hingga Allah memenangkan kaum muslimin.” Setelah itu, beliau mendatangi keluarga Ja’far dan menghibur mereka serta membuatkan makanan untuk mereka.

Pelajaran dari Kisah:

  1. Boleh mengangkat beberapa pemimpin dalam satu waktu dengan syarat tertentu dan memimpin secara berurutan.
  2. Kaum muslimin mengangkat Khalid sebagai panglima perang merupakan dalil bolehnya ijtihad di masa hidupnya Rasulullah.
  3. Keutamaan tiga panglima (Zaid, Ja’far, Abdullah bin Rawahah) dan keutamaan Khalid bin Walid sebab dalam peperangan ini Rasulullahh shallallahu ‘alaihi wa sallam menamainya dengan Saifullah (Pedang Allah).
  4. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedih atas kematian tiga panglimanya, menunjukkan rahmatnya kepada umatnya dan bahwasanya beliau berusaha menentramkan jiwanya untuk bersabar terhadap musibah. Dan ini lebih baik daripada yang tidak sedih dan tidak tersentuh oleh musibah sama sekali.
  5. Hakikat hidup dan ‘izzah (kemuliaan) yang disingkap oleh Abdullah bin Rawahah radhiallahu ‘anhu bahwa sesungguhnya kemenangan bukanlah karena kekuatan dan jumlah secara materi, melainkan agama dan ketaatan kepada Allah. Lihat Sirah Nabawiyyah karya Dr. Mahdi Rizqullah Ahmad: 521-526 dan Sirah Nabawiyyah karya Dr. Akram: 2:267-270

Oleh: Ustadz Abu Hafshoh

Sumber: Majalah Al-Fuqon Edisi 6 Tahun Ke-11 1433 H/2012 M

Artikel www.KisahMuslim.com

BIOGRAFI Nabi Muhammad SAW

Disember 3, 2016

Muhammad bin ‘Abdullāh (Arab: محمد بن عبدالله ) Muḥammad; dieja mʊħɑmmæd adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut sirah), ia lahir diperkirakan sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkahdan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).Nabi Muhammad SAW adalah nabi pembawa risalah Islam, rasul terakhir penutup rangkaian nabi-nabi dan rasul-rasul Allah SWT di muka bumi. Ia adalah salah seorang dari yang tertinggi di antara 5 rasul yang termasuk dalam golongan Ulul Azmi atau mereka yang mempunyai keteguhan hati. Keempat rasul lainnya dalam Ulul Azmi tsb ialah :

1. Nabi Nuh As 

2. Nabi Ibrahim As 

3. Nabi Musa As 

4. Nabi Isa As

Michael H. Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.

KELAHIRAN

Nabi Muhammad SAW adalah anggota Bani Hasyim, sebuah kabilah yang paling mulia dalam suku Quraisy yang mendominasi masyarakat Arab. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya bernama Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Baik dari garis ayah maupun garis ibu, silsilah Nabi Muhammad SAW sampai kepada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal dengan nama Tahun Gajah, karena pada tahun itu terjadi peristiwa besar, yaitu datangnya pasukan gajah menyerbu Mekah dengan tujuan menghancurkan Ka’bah. Pasukan itu dipimpin oleh Abrahah, gubernur Kerajaan Habsyi di Yaman. Abrahah ingin mengambil alih kota Mekah dan Ka’bahnya sebagai pusat perekonomian dan peribadatan bangsa Arab. Ini sejalan dengan keingin Kaisar Negus dari Ethiopia untuk menguasai seluruh tanah Arab, yang bersama-sama dengan Kaisar Byzantium menghadapi musuh dari timur, yaitu Persia (Irak).

Beberapa bulan setelah penyerbuan tentara gajah, Aminah melahirkan seorang bayi laki-laki, yang diberi nama Muhammad. Ia lahir pada malam menjelang dini hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 570 M. Saat itu ayah Muhammad, Abdullah, telah meninggal dunia. Nama Muhammad diberikan oleh kakeknya, Abdul Muthallib. Nama itu sedikit ganjil di kalangan orang-orang Quraisy, karenanya mereka berkata kepada Abdul Muthallib, “Sungguh di luar kebiasaan, keluarga Tuan begitu besar, tetapi tak satu pun yang bernama demikian.” Abdul Muthallib menjawab, “Saya mengerti. Dia memang berbeda dari yang lain. Dengan nama ini saya ingin agar seluruh dunia memujinya.”Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa’ yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, ’Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah,Libanon dan Palestina).Adalah suatu kebiasaan di Mekah, anak yang baru lahir diasuh dan disusui oleh wanita desa dengan maksud supaya ia bisa tumbuh dalam pergaulan masyarakat yang baik dan udara yang lebih bersih. Saat Muhammad lahir, ibu ibu dari desa Sa’ad datang ke Mekah menghubungi keluarga-keluarga yang ingin menyusui anaknya. Desa Sa’ad terletak kira-kira 60 km dari Mekah, dekat kota Ta’if, suatu wilayah pegunungan yang sangat baik udaranya. di antara ibu-ibu tsb terdapat seorang wanita bernama Halimah binti Abu Du’aib as Sa’diyah. Keluarga Halimah tergolong miskin, karenanya ia sempat ragu untuk mengasuh Muhammad karena keluarga Aminah sendiri juga tidak terlalu kaya. Akan tetapi entah mengapa bayi Muhammad sangat menawan hatinya, sehingga akhirnya Halimah pun mengambil Muhammad SAW sebagai anak asuhnya.

Ternyata kehadiran Muhammad SAW sangat membawa berkah pada keluarga Halimah. Dikisahkan bahwa kambing peliharaan Haris, suami Halimah, menjadi gemuk-gemuk dan menghasilkan susu lebih banyak dari biasanya. Rumput tempat menggembala kambing itu juga tumbuh subur. Kehidupan keluarga Halimah yang semula suram berubah menjadi bahagia dan penuh kedamaian. Mereka yakin sekali bahwa bayi dari Mekah yang mereka asuh itulah yang membawa berkah bagi kehidupan mereka.

TANDA-TANDA KENABIAN
Sejak kecil Muhammad SAW telah memperlihatkan keistimewaan yang sangat luar biasa. Usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara. Pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing. Saat itulah ia berhenti menyusu dan karenanya harus dikembalikan lagi pada ibunya. Dengan berat hati Halimah terpaksa mengembalikan anak asuhnya yang telah membawa berkah itu, sementara Aminah sangat senang melihat anaknya kembali dalam keadaan sehat dan segar.

Namun tak lama setelah itu Muhammad SAW kembali diasuh oleh Halimah karena terjadi wabah penyakit di kota Mekah. Dalam masa asuhannya kali ini, baik Halimah maupun anak-anaknya sering menemukan keajaiban di sekitar diri Muhammad SAW. Anak-anak Halimah sering mendengar suara yang member salam kepada Muhammad SAW, “Assalamu ‘Alaika ya Muhammad,” padahal mereka tidak melihat ada orang di situ.

Dalam kesempatan lain, Dimrah, anak Halimah, berlari-lari sambil menangis dan mengadukan bahwa ada dua orang bertubuh besar-besar dan berpakaian putih menangkap Muhammad SAW. Halimah bergegas menyusul Muhammad SAW. Saat ditanyai, Muhammad SAW menjawab, “Ada 2 malaikat turun dari langit. Mereka memberikan salam kepadaku, membaringkanku, membuka bajuku, membelah dadaku, membasuhnya dengan air yang mereka bawa, lalu menutup kembali dadaku tanpa aku merasa sakit.”  Halimah sangat gembira melihat keajaiban-keajaiban pada diri Muhammad SAW, namun karena kondisi ekonomi keluarganya yang semakin melemah, ia terpaksa mengembalikan Muhammad SAW, yang saat itu berusia 4 tahun, kepada ibu kandungnya di Mekah.

Dalam usia 6 tahun, Nabi Muhammad SAW telah menjadi yatim-piatu. Aminah meninggal karena sakit sepulangnya ia mengajak Muhammad SAW berziarah ke makam ayahnya. Setelah kematian Aminah, Abdul Muthallib mengambil alih tanggung jawab merawat Muhammad SAW. Namun kemudian Abdul Muthallib pun meninggal, dan tanggung jawab pemeliharaan Muhammad SAW beralih pada pamannya, Abu Thalib.

Ketika berusia 12 tahun, Abu Thalib mengabulkan permintaan Muhammad SAW untuk ikut serta dalam kafilahnya ketika ia memimpin rombongan ke Syam (Suriah).

Usia 12 tahun sebenarnya masih terlalu muda untuk ikut dalam perjalanan seperti itu, namun dalam perjalanan ini kembali terjadi keajaiban yang merupakan tanda-tanda kenabian Muhammad SAW. Segumpal awan terus menaungi Muhammad SAW sehingga panas terik yang membakar kulit tidak dirasakan olehnya. Awan itu seolah mengikuti gerak kafilah rombongan Muhammad SAW.

Bila mereka berhenti, awan itu pun ikut berhenti. Kejadian ini menarik perhatian seorang pendeta Kristen bernama Buhairah yang memperhatikan dari atas biaranya di Busra. Ia menguasai betul isi kitab Taurat dan Injil. Hatinya bergetar melihat dalam kafilah itu terdapat seorang anak yang terang benderang sedang mengendarai unta. Anak itulah yang terlindung dari sorotan sinar matahari oleh segumpal awan di atas kepalanya. “Inilah Roh Kebenaran yang dijanjikan itu,” pikirnya.  Pendeta itu pun berjalan menyongsong iring-iringan kafilah itu dan mengundang mereka dalam suatu perjamuan makan. Setelah berbincang-bincang dengan Abu Thalib dan Muhammad SAW sendiri, ia semakin yakin bahwa anak yang bernama Muhammad adalah calon nabi yang ditunjuk oleh Allah SWT.

Keyakinan ini dipertegas lagi oleh kenyataan bahwa di belakang bahu Muhammad SAW terdapat sebuah tanda kenabian. Saat akan berpisah dengan para tamunya, pendeta Buhairah berpesan pada Abu Thalib, “Saya berharap Tuan berhati-hati menjaganya. Saya yakin dialah nabi akhir zaman yang telah ditunggu-tunggu oleh seluruh umat manusia. Usahakan agar hal ini jangan diketahui oleh orang-orang Yahudi. Mereka telah membunuh nabi-nabi sebelumnya. Saya tidak mengada-ada, apa yang saya terangkan itu berdasarkan apa yang saya ketahui dari kitab Taurat dan Injil. Semoga tuan-tuan selamat dalam perjalanan.”  Apa yang dikatakan oleh pendeta Kristen itu membuat Abu Thalib segera mempercepat urusannya di Suriah dan segera pulang ke Mekah

Pada usia 20 tahun, Muhammad SAW mendirikan Hilful-Fudûl, suatu lembaga yang bertujuan membantu orang-orang miskin dan teraniaya. Saat itu di Mekah memang sedang kacau akibat perselisihan yang terjadi antara suku Quraisy dengan suku Hawazin. Melalui Hilful-Fudûl inilah sifat-sifat kepemimpinan Muhammad SAW mulai tampak. Karena aktivitasnya dalam lembaga ini, disamping ikut membantu pamannya berdagang, namanya semakin terkenal sebagai orang yang terpercaya. Relasi dagangnya semakin meluas karena berita kejujurannya segera tersiar dari mulut ke mulut, sehingga ia mendapat gelar Al- Amîn, yang artinya orang yang terpercaya.

BERKENALAN DENGAN KHADIJAH

Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan secepatnya tentang kejujuran dan sifat dapat dipercaya Muhammad dalam membawa bisnis perdagangan telah meluas, membuatnya dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.

Seseorang yang telah mendengar tentang anak muda yang sangat dipercaya dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di suku Arab dan Khadijah sering pula mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuatnya terpesona sehingga membuat Khadijah memintanya untuk membawa serta barang-barang dagangannya dalam perdagangan. Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan dengan sekembalinya Muhammad dengan keuntungan yang lebih dari biasanya.

Akhirnya, Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah kemudian mereka menikah.

Pada saat itu Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah mendekati umur 40 tahun, tetapi ia masih memiliki kecantikan yang menawan. Perbedaan umur yang sangat jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah, tidak menjadi halangan bagi mereka, karena pada saat itu suku Quraisy memiliki adat dan budaya yang lebih menekankan perkawinan dengan gadis ketimbang janda.

Walaupun harta kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap sebagai orang yang memiliki gaya hidup sederhana, ia lebih memilih untuk mendistribusikan keuangannya kepada hal-hal yang lebih penting.Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang Quraisy dalam perbaikan Ka’bah. Ia pula yang memberi keputusan di antara mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya “orang yang dapat dipercaya”.

Suatu ketika bangunan Ka’bah rusak karena banjir. Penduduk Mekah kemudian bergotong-royong memperbaiki Ka’bah. Saat pekerjaan sampai pada pengangkatan dan peletakan Hajar Aswad ke tempatnya semula, terjadi perselisihan. Masing-masing suku ingin mendapat kehormatan untuk melakukan pekerjaan itu. Akhirnya salah satu dari mereka kemudian berkata, “Serahkan putusan ini pada orang yang pertama memasuki pintu Shafa ini.” Mereka semua menunggu, kemudian tampaklah Muhammad SAW muncul dari sana. Semua hadirin berseru, “Itu dia al-Amin, orang yang terpercaya. Kami rela menerima semua keputusannya.” Setelah mengerti duduk perkaranya, Muhammad SAW lalu membentangkan sorbannya di atas tanah, dan meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah, lalu meminta semua kepala suku memegang tepi sorban itu dan mengangkatnya secara bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian yang diharapkan, Muhammad SAW meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Dengan demikian selesailah perselisihan di antara suku-suku tsb dan mereka pun puas dengan cara penyelesaian yang sangat bijak itu.

Diriwayatkan pula bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan ke-Esaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiqyang memiliki arti “yang benar”

KERASULAN

Menjelang usianya yang ke-40, Nabi Muhammad SAW sering berkhalwat (menyendiri) ke Gua Hira, sekitar 6 km sebelah timur kota Mekah. Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana. Suatu ketika, pada tanggal 17 Ramadhan/6 Agustus 611 (Saat itu Muhammad SAW berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah (penanggalan berdasarkan matahari). Dengan turunnya 5 ayat pertama ini, berarti Muhammad SAW telah dipilih oleh Allah SWT sebagai rasul), beliau melihat cahaya terang benderang memenuhi ruangan gua itu. Tiba-tiba Malaikat Jibril muncul di hadapannya sambil berkata, “Iqra’ (bacalah).” Lalu Muhammad SAW menjawab, “Mâ anâ bi qâri’ (saya tidak dapat membaca).” Mendengar jawaban Muhammad SAW, Jibril lalu memeluk tubuh Muhammad SAW dengan sangat erat, lalu melepaskannya dan kembali menyuruh Muhammad SAW membaca. Namun setelah dilakukan sampai 3 kali dan Muhammad SAW tetap memberikan jawaban yang sama, Malaikat Jibril kemudian menyampaikan wahyu Allah SWT pertama, yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Menciptakan. Ia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah yang Paling Pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. 96: 1-5)

Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah pengalaman luar biasa di Gua Hira tersebut, dengan rasa ketakutan dan cemas Muhammad pulang ke rumah dan berseru pada Khadijah untuk menyelimutinya, karena ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian. Setelah hal itu lewat, ia menceritakan pengalamannya kepada sang istri.

Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.

Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Qurʾān (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi “mereka yang menyerahkan diri kepada Allah”, yaitu penganut agama Islam.

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

Wahyu berikutnya adalah surat Al-Muddatsir: 1-7,:

Hai orang yang berkemul (berselimut)(1), bangunlah, lalu berilah peringatan!(2) dan Rabbmu agungkanlah(3), dan pakaianmu bersihkanlah(4), dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah(5), dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.(6) Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah.(7) (QS. 74: 1-7)

Dengan turunnya surat Al-Muddatsir ini, mulailah Rasulullah SAW berdakwah. Mula-mula ia melakukannya secara sembunyi-sembunyi di lingkungan keluarga dan rekan-rekannya. Orang pertama yang menyambut dakwahnya adalah Khadijah, istrinya. Dialah yang pertama kali masuk Islam. Menyusul setelah itu adalah Ali bin Abu Thalib, saudara sepupunya yang kala itu baru berumur 10 tahun, sehingga Ali menjadi lelaki pertama yang masuk Islam. Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Baru kemudian diikuti oleh Zaid bin Haritsah, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya, dan Ummu Aiman, pengasuh Nabi SAW sejak ibunya masih hidup. Abu Bakar sendiri kemudian berhasil mengislamkan beberapa orang teman dekatnya, seperti, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqas, dan Talhah bin Ubaidillah. Dari dakwah yang masih rahasia ini, belasan orang telah masuk Islam. Setelah beberapa lama Nabi SAW menjalankan dakwah secara diam-diam, turunlah perintah agar Nabi SAW menjalankan dakwah secara terang-terangan. Mula-mula ia mengundang kerabat karibnya dalam sebuah jamuan. Pada kesempatan itu ia menyampaikan ajarannya. Namun ternyata hanya sedikit yang menerimanya. Sebagian menolak dengan halus, sebagian menolak dengan kasar, salah satunya adalah Abu Lahab.

Langkah dakwah seterusnya diambil Nabi Muhammad SAW dalam pertemuan yang lebih besar. Ia pergi ke Bukit Shafa, sambil berdiri di sana ia berteriak memanggil orang banyak. Karena Muhammad SAW adalah orang yang terpercaya, penduduk yakin bahwa pastilah terjadi sesuatu yang sangat penting, sehingga mereka pun berkumpul di sekitar Nabi SAW. Untuk menarik perhatian, mula-mula Nabi SAW berkata, “Saudara-saudaraku, jika aku berkata, di belakang bukit ini ada pasukan musuh yang siap menyerang kalian, percayakah kalian?” Dengan serentak mereka menjawab, “Percaya, kami tahu saudara belum pernah berbohong. Kejujuran saudara tidak ada duanya. Saudara yang mendapat gelar al-Amin.”

Kemudian Nabi SAW meneruskan, “Kalau demikian, dengarkanlah. Aku ini adalah seorang nazir (pemberi peringatan). Allah telah memerintahkanku agar aku memperingatkan saudara-saudara. Hendaknya kamu hanya menyembah Allah saja. Tidak ada Tuhan selain Allah. Bila saudara ingkar, saudara akan terkena azabnya dan saudara nanti akan menyesal. Penyesalan kemudian tidak ada gunanya.”

MENDAPATKAN PENGIKUT

Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lainKhadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun.

Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pengikutnya membuat lahirnya ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus, raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.

HIJRAH KE MADINAH

Di Mekkah terdapat Ka’bah yang telah dibangun oleh NabiIbrahim. Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka’bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernamaAqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota itu.

Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selama kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah pada akhirnya berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah atau “Madinatun Nabi” (kota Nabi).

Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal ini kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi semuanya dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat dengan pihak Quraish. Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam

PENAKLUKAN MEKKAH

Pada tahun ke-8 setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah

PENYEBARAN ISLAM KE NEGERI-NEGERI LAIN

Gencatan senjata dengan penduduk Mekah memberi kesempatan kepada Nabi SAW untuk mengalihkan perhatian ke berbagai negeri-negeri lain sambil memikirkan bagaimana cara mengislamkan mereka. Salah satu cara yang ditempuh oleh Nabi SAW kemudian adalah dengan mengirim utusan dan surat ke berbagai kepala negara dan pemerintahan.Di antara raja-raja yang dikirimi surat oleh Nabi SAW adalah raja Gassan dari Iran, raja Mesir, Abessinia, Persia, dan Romawi. Memang dengan cara itu tidak ada raja-raja yang masuk Islam, namun setidaknya risalah Islam sudah sampai kepada mereka.

Reaksi para raja itu pun ada yang menolak dengan baik dan simpatik sambil memberikan hadiah, ada pula yang menolak dengan kasar. Raja Gassan termasuk yang menolak dengan kasar. Utusan yang dikirim Nabi SAW dibunuhnya dengan kejam. Sebagai jawaban, Nabi SAW kemudian mengirim pasukan perang sebanyak 3.000 orang dibawah pimpinan Zaid bin Haritsah. Peperangan terjadi di Mu’tah, sebelah utara Semenanjung Arab. Pasukan Islam mendapat kesulitan menghadapi tentara Gassan yang mendapat bantuan langsung dari Romawi. Beberapa syuhada gugur dalam pertempuran melawan pasukan berkekuatan ratusan ribu orang itu. di antara mereka yang gugur adalah Zaid bin Haritsah sendiri, Ja’far bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Abi Rawahah.Melihat kekuatan yang tidak seimbang itu, Khalid bin Walid, bekas panglima Quraisy yang sudah masuk Islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan Islam menarik diri dan kembali ke Madinah. Perang melawan tentara Gassan dan pasukan Romawi ini disebut dengan Perang Mu’tah.

KEMBALI KE MEKKAH (Futuh Mekah)

Selama 2 tahun Perjanjian Hudaibiyah, dakwah Islam sudah menjangkau Semenanjung Arab dan mendapat tanggapan yang positif. Hampir seluruh Semenanjung Arab, termasuk suku-suku yang paling selatan, telah menggabungkan diri ke dalam Islam. Hal ini membuat orang-orang Mekah merasa terpojok. Perjanjian Hudaibiyah ternyata telah menjadi senjata bagi umat Islam untuk memperkuat dirinya. Oleh karena itu secara sepihak orang-orang Quraisy membatalkan perjanjian tsb. Mereka menyerang Bani Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan Islam hanya karena kabilah ini berselisih dengan Bani Bakar yang menjadi sekutu Quraisy. Sejumlah orang Kuza’ah mereka bunuh dan sebagian lainnya dicerai-beraikan. Bani Khuza’ah segera mengadu pada Nabi Muhammad SAW dan meminta keadilan. Rasulullah SAW segera bertolak dengan 10.000 orang tentara untuk melawan kaum musyrik Mekah itu. Kecuali perlawanan kecil dari kaum Ikrimah dan Safwan, Nabi Muhammad SAW tidak mengalami kesukaran memasuki kota Mekah. Nabi SAW memasuki kota itu sebagai pemenang. Pasukan Islam memasuki kota Mekah tanpa kekerasan. Mereka kemudian menghancurkan patung-patung berhala di seluruh negeri. Kini apa yang ditugaskan kepada Nabi Muhammad SAW sudah tercapai. Di tengah-tengah suatu bangsa yang tenggelam dalam kebiadaban, telah lahir seorang nabi. Ia telah berhasil membacakan ayat-ayat Allah SWT kepada mereka dan mensucikannya serta mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka, padahal sebelumnya mereka berada dalam kegelapan yang pekat. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW mendapati mereka bergelimang dalam ketakhyulan yang merendahkan derajat manusia, lalu ia mengilhami mereka dengan kepercayaan kepada satu-satunya Tuhan yang Maha Besar dan Maha Kasih Sayang.

Saat mereka bercerai-berai dan terlibat dalam peperangan yang seolah tak ada habisnya, dipersatukannya mereka dalam ikatan persaudaraan. Kalau sebelumnya Semenanjung Arab berada dalam kegelapan rohani, maka ia datang membawa cahaya terang-benderang untuk menyinari rohani mereka. Pekerjaannya selesai sudah, dan seluruhnya dikerjakan dengan baik semasa hidupnya. Disinilah letak keunggulan Nabi Muhammad SAW dibanding dengan nabi-nabi yang lain.

IBADAH HAJI TERAKHIR

Pada tahun 10 H, Nabi SAW mengerjakan ibadah haji yang terakhir, yang disebut juga dengan haji wada’. Pada tanggal 25 Zulkaidah 10/23 Februari 632 Rasulullah SAW meninggalkan Madinah. Sekitar seratus ribu jemaah turut menunaikan ibadah haji bersamanya. Pada waktu wukuf di Arafah, Nabi Muhammad SAW menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah. Isi khotbah itu antara lain:

“larangan menumpahkan darah kecuali dengan haq (benar) dan mengambil harta orang lain dengan bathil (salah), karena nyawa dan harta benda adalah suci, larangan riba dan larangan menganiaya perintah untuk memperlakukan para istri dengan baik serta lemah lembut perintah menjauhi dosa semua pertengkaran di antara mereka di zaman Jahiliah harus dimaafkan pembalasan dengan tebusan darah sebagaimana yang berlaku di zaman Jahiliyah tidak lagi dibenarkan persaudaraan dan persamaan di antara manusia harus ditegakkan hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik, yaitu mereka memakan apa yang dimakan majikannya dan memakai apa yang dipakai majikannya dan yang terpenting, bahwa umat Islam harus selalu berpegang teguh pada dua sumber yang tak akan pernah usang, yaitu Al-Qur’an dan Sunah Nabi SAW.

Setelah itu Nabi SAW bertanya kepada seluruh jemaah, “Sudahkan aku menyampaikan amanat Allah, kewajibanku, kepada kamu sekalian?” Jemaah yang ada di hadapannya segera menjawab, “Ya, memang demikian adanya.” Nabi Muhammad SAW kemudian menengadah ke langit sambil mengucapkan, “Ya Allah, Engkaulah menjadi saksiku.” Dengan kata-kata seperti itu Rasulullah SAW mengakhiri khotbahnya.

KEMBALI KE MADINAH

Setelah upacara haji yang lain disempurnakan, Nabi Muhammad SAW kembali ke Madinah. Disinilah ia menghabiskan sisa hidupnya. Ia mengatur organisasi masyarakat di kabilah-kabilah yang telah memeluk Islam dan menjadi bagian dari persekutuan Islam. Petugas keamanan dan para da’i dikirimnya ke berbagai daerah untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan Islam, dan memungut zakat. Salah seorang di antara petugas itu adalah Mu’az bin Jabal yang dikirim oleh Nabi SAW ke Yaman. Ketika itulah hadist Mu’az yang terkenal muncul, yaitu perintah Nabi SAW agar Mu’az menggunakan pertimbangan akalnya dalam mengatur persoalan-persoalan agama apabila ia tidak menemukan petunjuk dalam Al-Qur’an dan hadist Nabi SAW. Pada saat-saat itu pula wahyu Allah SWT yang terakhir turun: Al Maidah ayat 3

“… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nimat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. …” (QS. 5: 3)

Mendengar ayat ini, banyak orang yang bergembira karena telah sempurna agama mereka, tetapi ada pula yang menangis, seperti Abu Bakar, karena mengetahui bahwa ayat itu jelas merupakan pertanda berakhirnya tugas Rasulullah SAW.

WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW.

Dua bulan setelah menunaikan ibadah haji wada’ di Madinah, Nabi SAW sakit demam. Meskipun badannya mulai lemah, ia tetap memimpin shalat berjamaah. Baru setelah kondisinya tidak memungkinkan lagi, yaitu 3 hari menjelang wafatnya, ia tidak mengimami shalat berjamaah. Sebagai gantinya ia menunjuk Abu Bakar sebagai imam shalat. Tenaganya dengan cepat semakin berkurang. Pada tanggal 13 Rabiulawal 11/8 Juni 632, Nabi Muhammad SAW menghembuskan nafasnya yang terakhir di rumah istrinya, Aisyah binti Abu Bakar, dengan wasiat terakhir, “Ingatlah shalat, dan taubatlah…”.

MU’JIZAT

Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat(pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suciajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.

Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur’an, karena pada masa itu bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup tinggi dan Muhammad sendiri adalah orang yang buta huruf, yang diyakini oleh umat muslim mustahil dikarang olehnya. Selain itu, Muhammad juga diyakini pula oleh umat Islam pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi’raj dalam waktu tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketauhidan.

PERISTIWA ISRA MI’RAJ

Pada tahun ke-10 kenabian, Nabi Muhammad SAW mengalami peristiwa Isra Mi’raj. Isra, yaitu perjalanan malam hari dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidil aqsha di Yerusalem. Mi’raj, yaitu kenaikan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil aqsha ke langit melalui beberapa tingkatan, terus menuju Baitulmakmur, sidratulmuntaha, arsy (takhta Tuhan), dan kursi (singgasana Tuhan), hingga menerima wahyu di hadirat Allah SWT. Dalam kesempatannnya berhadapan langsung dengan Allah SWT inilah Nabi Muhammad SAW menerima perintah untuk mendirikan sholat 5 waktu sehari semalam. Peristiwa Isra Mi’raj ini terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Isrâ’ ayat 1.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 17 :1)

CIRI-CIRI FISIK MUHAMMAD SAW

Berikut adalah penggambaran sosok Muhammad dari salah satu istinya yaitu Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik.

Aisyah dan Ali bin Abi Thalib telah merincikan ciri-ciri fisik dan penampilan keseharian Muhammad, di antaranya adalah rambut ikal berwarna sedikit kemerahan, terurai hingga bahu. Kulitnya putih kemerah-merahan, wajahnya cenderung bulat dengan sepasang matanya hitam dan bulu mata yang panjang. Tidak berkumis dan berjanggut sepanjang sekepalan telapak tangannya.

Tulang kepala besar dan bahunya lebar. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, berpostur kekar sangat indah dan pas dikalangan kaumnya. Bulu badannya halus memanjang dari pusar hingga dada. Jemari tangan dan kaki tebal dan lentik memanjang.[12]

Apabila berjalan cenderung cepat dan tidak pernah menancapkan kedua telapak kakinya, beliau melangkah dengan cepat dan pasti. Apabila menoleh, ia menolehkan wajah dan badannya secara bersamaan. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan memang ia adalah penutup para nabi. Ia adalah orang yang paling dermawan, paling berlapang dada, paling jujur ucapannya, paling bertanggung jawab dan paling baik pergaulannya. Siapa saja yang bergaul dengannya pasti akan menyukainya

Setiap orang yang bertemu Muhammad pasti akan berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya.” Begitulah Muhammad di mata khalayak, akhlaknya yang sangat mulia digambarkan dalam salah satu ayat Al-Qur’an,

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)

Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban. Dalam satu hadits diterangkan mengenai corak fisik Muhammad, yaitu ia bertubuh sedang, kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan tidak pula hitam. Rambutnya berombak. Ketika Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan janggutnya masih sedikit. Anas juga mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi sedang, tidak tinggi sekali ataupun pendek, tegap. Bila ia berjalan sangat gesit dengan tubuh condong sedikit kedepan. Bara’a bin Aazib mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi yang sedang, dengan tulang pundak bidang. Rambutnya cukup tebal, panjang sampai batas telinga Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa Muhammad tidaklah tinggi dan juga pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Ia memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dadanya dan terus kebawah sampai pusar. Jika berjalan, melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Ditambahkan pula bahwa Ali belum pernah melihat orang sepertinya di antara sahabatnya sesudah wafatnya Muhammad.

Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit berombak. Tidak gemuk dan tidak terlalu besar, berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah, matanya hitam dengan bulu mata yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada, tangan dan kakinya kekar. Tidak memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada sampai pusarnya. Jika berbicara dengan seseorang, maka ia akan menghadapkan wajahnya keorang tersebut dengan penuh perhatian. Di antara bahunya ada tanda kenabian. Muhammad orang yan baik hatinya dan paling jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang mendekati dan bergaul dengannya maka akan langsung merasa terhormat, khidmat, menghargai dan mencintainya.

Hind bin Abi Halah mendapat cerita dari Hasan bin Ali mengatakan bahwa Muhammad memiliki pribadi mulia dan sangat agung jika orang melihatnya. Wajahnya bercahaya seperti bulan purnama. Ia sedikit lebih tinggi dari rata-rata orang tapi lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepalanya lebih besar dari rata-rata orang dan rambutnya agak keriting (berombak) agak panjang hingga mencapai kuping dan dibelah tengah. Kulit berwarna cerah dahinya agak lebar. Alis matanya melengkung hitam dan tebal, di antara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut bila sedang emosi.

Hidungnya agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika pertama kali melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut tipis tapi penuh rata sampai pipi. Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan agak renggang. Pundaknya bagus dan kokoh, seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya normal dan proporsional. Dada dan pinggangnya seimbang dengan ukurannya. Tulang belikatnya cukup lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup bulu lebat, bersih dan bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada hingga pusar.

Lengan dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup panjang, telapak tangannya agak lebar serta tangan dan kakinya berisi, jari-jari tangan dan kaki cukup langsing. Jika berjalan agak condong kedepan melangkah dengan anggun serta berjalan dengan cepat dan sering melihat kebawah dari pada keatas. Jika berhadapan dengan orang maka ia memandang orang itu dengan penuh perhatian dan tidak pernah melototi seseorang dan pandangannya menyejukkan. Selalu berjalan agak dibelakang, terutama jika saat melakukan perjalanan jarak jauh dan ia selalu menyapa orang lain terlebih dahulu.

Dari kisah Jabir bin Samurah meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki mulut yang agak lebar, di matanya terlihat juga garis-garis merahnya, serta tumitnya langsing. Jabir (ra) juga meriwayatkan bahwa ia berkesempatan melihat Muhammad di bawah sinar rembulan, ia juga memperhatikan pula rembulan tersebut, baginya Muhammad lebih indah dari rembulan tersebut.

Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib pernah berkata, bahwa rona Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.

Abu Hurairah mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan, seperti dibentuk dari perak. Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah belum pernah melihat orang yang lebih baik dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona mukanya secemerlang matahari dan tidak pernah melihat orang yang secepatnya. Seolah-olah tanah digulung oleh langkah-langkah Muhammad jika sedang berjalan. Dikatakan jika Abu Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi jalannya Muhammad dan nampak ia seperti berjalan santai saja.

Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia pernah menyaksikan gambaran tentang para nabi. Di antaranya adalah Musa berperawakan langsing seperti orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah seorang sahabatnya yang bernamaUrwah bin Mas’ud dan ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan dirinya sendiri (Muhammad), kemudian Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat Jibrilyang mirip dengan Dehya Kalbi. Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata bahwa pada saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat secara langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan perawakanna sangat baik.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalu rapat dan jika bericara nampak putih berkilau.

PERNIKAHAN

Selama hidupnya Muhammad menikahi 12 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.  Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.

Semua istri-istri nabi tersebut disebut sebagai Ummul Mukminin (ibu dari orang-orang yang beriman). Sebutan tsb menunjukkan bahwa para istri Nabi SAW adalah wanita-wanita yang terpilih dan dimuliakan Allah SWT.

Sepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi sehingga mencapai total sebelas orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal Muhammad.

Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan). Selain itu Nabi SAW menikahi para wanita itu karena beberapa alasan, antara lain untuk melindungi mereka dari tekanan kaum musyrikin, membebaskannya dari status tawanan perang, dan mengangkat derajatnya. Tidak jarang pernihakan yang dilakukan Nabi SAW menciptakan hubungan perdamaian antara dua suku yang sebelumnya saling bermusuhan.

Istri dan anak Rasulullah SAW

Berikut ini adalah daftar untuk Istri – Istri dan Anak – Anak / Keturunan Rasulullah SAW

    Khadijah binti Khuwailid r.a.
    Saudah binti Zum’ah r.a.
    Aisyah binti Abu Bakar r.a.
    Hafsah binti Omar Al-Khattab r.a.
    Zainab bin Jahsyin r.a.
    Zainab binti Khuzaimah r.a.
    Ummu Salamah (Hindon binti Abi Umaiyah) r.a.
    Ummu Habibah (Ramlah binti Abi Sufian) r.a.
    Juwairiyah binti Al-Harith r.a.
    Maimunah binti Al-Harith
    Safiah binti Hoiyi bin Ahtab r.a.
    Mariyah Al-Qibtiyah

Hanya seorang saja isteri Rasulullah yang gadis ketika menikah dengan baginda yakni Aisyah binti Abu Bakar Al-Siddiq. yang lainnya adalah janda . Dan Beberapa dari istri Nabi SAW ini juga menjadi periwayat hadist, yaitu Aisyah,Hafsah, dan Zainab binti Jahsy.

Anak – Anak Rasulullah

    Al-Qasim
    Abdullah
    Ibrahim
    Zainab
    Ruqaiyah
    Ummu Kalthum
    Fatimah

Anak Rasulullah dengan Mariyah Al-Qibtiyah :

   Ibrahim

Mengapa Laki-laki DiLarang Memakai Emas

Mac 9, 2016
Saya mematik satu artikel dari mutiarakasihku.wordpress.com untuk tatapan kaum muslim yang lelaki, semoga ada kefahaman dalam diri. Inilah Alasan Ilmiah, Mengapa Laki-laki Dilarang Memakai Emas.

emas

Dalam Islam, kaum lelaki diharamkan memakai apa sahaja barangan yang berunsurkan emas termasuk gigi emas. Larangan ini jelas dalam sebuah hadis sahih dari Abu Musa r.a. bahawa Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Telah diharamkan memakai sutera dan emas bagi lelaki dari umatku dan dihalalkan bagi wanitanya”. (Hadis riwayat At-Tirmidzi. A-Nasai dan Ahmad)

Daripada hadis ini, emas dalam bentuk apa pun, sama ada emas putih, emas suasa atau apa sahaja logam pelbagai warna yang mengandungi unsur emas hukumnya adalah haram.

Sementara itu, benda yang dicat dengan warna emas tidak boleh dikatakan sebagai emas. Ulama sependapat bahawa hukumnya tidak haram kerana ia bukannya emas. Hanya rupa dan warna saja kelihatan sama. Yang haram adalah emas dan bukan kemiripannya.

Hikmah di sebalik larangan itu, umat Islam sebenarnya diajar supaya senantiasa tunduk dan patuh kepada perintah Allah SWT dan Rasul. Di samping mengajar kita supaya hidup secara sederhana dan tidak bermegah-megah dalam berhias.

alasan-ilmiah-kenapa-pria-tak-boleh-memakai-emas

Wanita memakai emas

Perhiasan emas hanya diberikan kelonggaran kepada wanita untuk memakainya sebagai alat mencantikkan diri dan menarik perhatian suami. Manakala lelaki pula tidak ada keperluan untuk menambah hiasan pada diri mereka kerana perhiasan sebegitu tidak sesuai dengan sifat dan kejantanan seorang lelaki.

Kebelakangan ini, perintah Allah yang diturunkan melalui Rasul sejak 1,400 tahun dahulu mula tersingkap hikmah dan kebenarannya terutama dari sudut perubatan.

Ahli sains menyimpulkan bahawa partikel emas mampu menembusi kulit dan masuk ke dalam saluran darah manusia yang mampu memberi kesan buruk kepada ketahanan badan seterusnya menjejaskan kesihatan kepada pemakai.

Dari sudut sains menjelaskan bahawa kondisi dan tekstur kulit lelaki sangat berbeza dengan seorang wanita.

Melalui satu perkongsian sumber yang dimuatnaik di sebuah blog, perhiasan emas yang kita pakai juga bukanlah seratus peratus emas tulen. Emas tulen adalah 24 karat tetapi kebanyakan barang kemas adalah dalam bentuk 18 dan 22 karat. Ini bermakna, jika emas itu 18 karat atau 22 karat, 75 peratus kandungannya ialah emas tulen, manakala 25 peratus lagi terdiri daripada logam lain yang mungkin boleh jadi dibentuk daripada perak, tembaga, zink atau paladium.

Tujuan utama menambahkan logam lain adalah untuk menguatkan produk tersebut dan emas campuran yang tahan lasak ini dipanggil aloi emas.

Kesan penggunaan emas terhadap kulit sebenarnya sudah dikaji oleh seorang pakar perunding dari International Gold Corporation di Johannesburg, Afrika Selatan bernama william S. Rapson.

Daripada penyelidikannya mendapati bahawa kulit manusia boleh menghasilkan asid amino dan natrium klorida.

Apabila kita berpeluh, kedua-dua bahan kimia tersebut akan bertindak balas dengan aloi emas yang dipakai. Kesan reaksi kimia dan geseran kulit, aloi emas dikesan boleh menyerap masuk ke dalam kulit manusia.

Partikel-partikel aloi emas yang kurang daripada 40 nanometer memang terbukti boleh memasuki liang-liang roma kulit. Kajian dermatologi turut menunjukkan penyerapan partikel emas boleh dipercepatkan oleh keadaan pH (ukuran keasidan) kulit yang tinggi alkalinya. Dan terbukti, pH kulit lelaki adalah beralkali lebih tinggi daripada perempuan.

Tambahan pula, lelaki lebih cenderung memiliki kulit dan bulu roma yang tebal serta kasar berbanding wanita. Sebab itulah kenapa sains mendapati lelaki mampu menyerap partikel emas lebih tinggi berbanding wanita.

Apa pula yang akan berlaku selepas penyerapan logam ke dalam kulit?

Apabila partikel emas sudah masuk ke dalam epidermis dan sistem peredaran darah, ia boleh menyebabkan clumping protein atau protein terkumpul.

Keadaan itu menjadikannya tidak berfungsi lalu memberikan impak kepada sistem kardiovaskular lelaki.

Malah, penemuan baru oleh pasukan penyelidik di University of California, San Francisco (UCSF), begitu mengejutkan apabila mendapati pengumpulan protein ini boleh mempercepatkan proses penuaan. Kecenderungan protein melekat bersama-sama akan mengakibatkan saluran darah tersumbat dan tidak berfungsi, seterusnya menjadi toksik.

Apa yang mengejutkan, rupanya kehadiran protein tidak larut ini banyak dikesan di dalam otak pesakit-pesakit yang menghidap penyakit neurodegenerative, termasuklah Alzheimer, Parkinson dan Amyotrophic sklerosis lateral (ALS).

Bagaimana pula dengan wanita? Adakah pemakaian emas juga berbahaya kepada golongan ini?

Wanita tidak menderita masalah tersebut kerana mereka memiliki keistimewaan yang tidak ada pada lelaki iaitu hormon estrogen.

Dari segi kesihatan, hormon ini membantu hal-hal mobiliti dalam peredaran darah. Apabila kepekatan estrogen tinggi terutamanya semasa haid, saluran darah akan mengembang dan membesar untuk keselesaan perjalanan serta pengeluaran darah.

Walaupun lelaki juga memiliki hormon estrogen, tapi ia sangat sedikit malah fungsinya juga tidak diketahui. Malah, estrogen lelaki cuma berkeadaan statik dan saluran darah mereka tidak mengalami pengembangan seperti wanita.

Jadi, jika sekiranya ada partikel emas memasuki badan lelaki, partikel berbahaya itu akan menyumbat saluran darah dan sebab itulah kenapa lelaki cenderung mengalami masalah kesihatan seperti kardiovaskular.

Alzheimer adalah suatu penyakit di mana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Zheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa. Dan mengapa Islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas? Kerana perlu dicatat bahawa wanita tidak menderita masalah ini kerana setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui haid (datang bulan).

Gejala penyakit Alzheimer mengutip situs http://penyakitalzheimer.com/ antara lain;

  • Terjadinya gangguan keterampilan dari suatu pekerjaan misalnya lupa meletakkan kunci kereta.
  • Kesulitan dalam membaca dan berkomunikasi.
  • Disorientasi pada tempat, waktu, serta orang dan tidak mampu mengenali teman kerja atau lupa alamat rumah.
  • Kesulitan dalam melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan seperti tidak mampu untuk melakukan kebiasaan sehari-hari.
  • Perubahan mood yang terjadi dengan tiba-tiba dan cepat marah, minat yang mulai menurun pada hobi.
  • Perubahan pada keperibadian.
  • Kesulitan untuk mengambil suatu keputusan

Dan inilah sebabnya kenapa Islam melarang lelaki daripada memakai emas.

Semoga apa yang dibincang ini mendatangkan manfaat kepada kita semua. Sekian TK

Pak Andak di Relong

Februari 21, 2016

Andak adalah gelaran kepada anak yang ke enam dalam susunan adik beradik mengikut resam yang digunakan di Kampung Relong. Bagi keluarga yang anak-anaknaya mencapai bilangan enam atau lebih maka adalah gelaran Pak Andak atau Mak Andak. Kalau bilangan kurang daripada enam maka tiadalah gelaran itu ditemui dalam keluarga itu. Oleh kerana penduduk di Relong ini biasanya mempunyai anak lebih dari enam orang maka gelaran itu akan ditemui dan digunakan dalam panggilan seharian dalam masyarakat atau keluarga,

Susunan gelaran dalam keluarga di sesebuah kampung atau tempat mungkin  berbeza. Bagi kami di Kampung Relong dan sekitarnya gelaran dalam adik beradik adalah seperti berikut:

Anak Sulong dipanggil Long atau We’ atau Embong.  Anak Kedua dipanggil Ngah atau Encik. Anak ketiga dipanggil De’ atau Uda. Anak keempat dipanggil Teh atau Uteh. Ke Lima dipanggil Tam atau Itam. Ke Enam dipanggil Andak, Ke Tujuh Anjang, Ke Lapan Cu atau Busu. Ke Sembilan Beh. Kalau ada lebih dari sembilan panggilan itu di ulang semula. Perlu diingat gelaran ini betul bagi kampung Relong dan sekitarnya sahaja. Kalau seseorang pergi ke Kampung Gua, susunan itu sudah berbeza apatah lagi kalau kita menjengah ke daerah atau negeri lain.

Fokus perbincangan ini adalah memperkenalkan beberapa orang Pak Andak yang ada di Kampung Relong masakini serta menyorot peranan mereka dalam masyarakat Kampung Relong dan mungkin selepas ini ada juga cubaan untuk merakam peranan Pak Andak yang sudah pergi meninggalkan kita tetapi peranannya agak tersohor.

Pak Andak Dahan, Nama  sebenarnya ialah Haji Mohd Dahan bin Haji Husin. Ibunya Tekah binti Imam Musa. Umur masa kini sudah melangkaui 86 tahun. Beliau adalah pesara guru yang masih sihat, sering dapat dilihat di Masjid, ditempat kenduri kendara. Sebagai guru beliau pernah berkhidmat dibeberapa buah sekolah rendah di sekitar daerah lipis. Beliau aktif di kampung sebelum dan selepas bersara. Peranannya agak besar dalam peningkatan kesedaran pertanian di Relong iaitu ketika beliau menganggotai JKKK Rekong semasa Ketua Kampungnya ialah Haji Abdul Samad Ismail. Rakan-rakan seangkatan dengan beliau dah ramai pergi menemui Ilahi malah ramai muridnya mendahului beliau.

Pak Andak Din. Nama sebenarnya ialah Haji Sirajuddin bin Haji Uda. Berasal dari keluarga Bukit Berangan dimana ayahnya adalah Haji Uda bin Itam dan Ibunya Mah binti Mahudin. Beliau adalah lepasan Diploma Kolej Islam Malaya dan Ijazah Sarjana Muda Pengajian Islam UKM. Pernah berkhidmat di SMA Padang Tengku, SM Tinggi Agama Sultan Abu Bakar, Pekan, menjadi Pengetua SMA Rompin dan SMA padang Tengku. Setelah bersara bertugas sebagai Penyelia Masjid di PAID Lipis. Beliau terlibat sebagai Bendahari JKK Kg Relong untuk beberapa tahun dan merupakan Pengerusi Masjid Kg Relong. Beliau adalah Pengerusi Pertama Maahad Tahfiz Al Quran  Kg Relong.

Pak Andak Ning (Haji Mat Yatim @ Abd Ghani bin Said). Beliau merupakan pelajar awal SM Agama Al Madrasah Al Tarbiyah Al Diniyah, Kampung Relong (Sebuah Sekolah Agama Rakyat) Dari sekolah ini beliau melanjutkan pengajian ke SM Tinggi Agama Sultan Abu Bakar, Pekan. Seterusnya beliau menjadi guru di Rompin, SMK Orang Kaya Haji Kuala Lipis.

Pak Andak Usop (Haji Yusof bin Ibrahim) Selepas tamat SK Relong, melanjutkan pelajaran ke SM Rendah Jenis Kebangsaan Kuala Lipis (SMK Setia Wangsa) dan belajar di tingkatan tiga di SMK Clifford sehingga tamat tingkatan Lima dan mengambil MCE (1971) Melanjutkan pelajaran ke SABS Kuantan di tingkatan Enam (Sains) seterusnya ke UPM, Serdang mengambil Diploma Seins dangan Pendidikan. Mula bertugas pada Jun 1977 di SMK Padang Tengku dan bersara pada 1 Julai 2009. Terlibat sama mendirikan Maahad Tahfiz di Kampung Relong pada mulanya sebagai Setiausaha (Mudir) [2011 – 2015]. Kini menjadi Pengerusi Lembaga Eksekutif Tahfiz, selepas Haji Zahari meninggal dunia.

Pak Andak Hamed (Abdul Haned bin HajiAkob) Selepas tamat SK Relong, melanjutkan pelajaran ke SM Rendah Jenis Kebangsaan Kuala Lipis (SMK Setia Wangsa) dan belajar di tingkatan tiga di SMK Clifford sehingga tamat tingkatan Lima dan mengambil MCE (1971) Melanjutkan pelajaran ke SABS Kuantan di tingkatan Enam (Sastera) seterusnya ke USM, Pulau Pinang mengambil Ijazah Sarjana Muda Sains Sosial. Bertugas sebagi Pegawai Tadbir dan Diplomatik. Melanjutkan pelajaran dalam Pengajian Strategik di Universiti Aberdeen, Scotland. Pernah bertugas sebagai ADO Bentong, Pegawai di KDN, Pendaftar Pertubuhan di Sabah, Pengarah Jabatan Merin Sarawak dan Pengarah Jabatan Pengangkutan Jalan di Sarawak. Bersara pada 10 Februari 2011. Terlibat sama mendirikan Maahad Tahfiz di Relong semenjak dari mula [2011] hingga kini sebagai Bendahari.

Pak Andak Usop (Yusof bin Mohamad). Selepas menamatkan pelajaran di sekolah menengah, beliau bertugas sebagai pegawai di Jabatan Parit dan Saliran. Beliau mengalami strok dan kini menumpukan usha kepada pertanian dan juga mengimarahkan masjid.

Kepada saudara dan saudari dari Kampung Relong yang ada dalam pengetahuannya Pak Andak yang lain dari yang dinyatakan di atas harap dapat menulis pada ruang komenter, agar saya dapat mamasukkan kedalam tulisan ini. Tulisan ini sebagai rakaman tentang beberapa insan yang mendiami Kampung Relong yang bergelar Pak Andak. Sekian TK

Terima Kasih kepada Ustaz Haji Zulquarnain Ali  di atas kiriman tambahan tentang Mak Andak. Berikut adalah tulisan beliau:

Mak Andak Mai (Maizatulakmam Binti Ali). Belajar di SRJK Clifford, Kuala Lipis daripada darjah 1 hingga 3, Menyambung pelajaran di SK. Relong daripada darjah 4 hingga 6. Pelajar Relong Pertama memasuki SM. Sains Tengku Abdullah, Raub. (Kumpulan Pelajar Pertama SEMESTA). Menyambung pelajaran di SM. Clifford (Tingkatan 6 Sains). Seterusnya memasuki UKM dengan memperolehi Ijazah Sarjanamuda (Kep) Teknologi Maklumat. Bertugas di MIMOS sehingga meletak jawatan kerana masalah yang wujud dalam pengurusan MIMOS. Sekarang suri rumah sepenuh masa.

TAKUT LALU MENAKUTKAN

Ogos 26, 2015

Tuliasan ini saya ambil dari fB sahabat saya Taun Haji Sobirin bin Haji Duli, sebagai rakaman satu pandangan tentang apa yang berlaku di negara tercinta dan bagi peluang kepada peminat blog ini membaca dan menganalisa perjalanan sejarah silam.

Merenung kembali peristiwa sebelum merdeka. British hanya merestui UMNO menjadi pengusaha ke arah kemerdekaan Malaya, lalu diharamkan parti dan pertubuhan lain yang turut berjuang menuntut kemerdekaan. UMNO lebih serasi dengan British kerana kenbanyakan para pemimpinnya mendapat pendidikan dibawah sistem pendidikan ciptaan mereka.

Dominan orang Melayu perlu dipecahkan sejak awal lagi. Raja dan pembesar Melayu menguasai politik longgar berasas istana dan menguasai ekonomi berasas cukai. Ekonomi berasaskan hasil bumi – emas & bijih timah menjadi pemacu kepada cengkaman ke atas negara yang dijajah. British juga mempunyai matlamat agama, iaitu memecahkan dominan Islam sebagai anutan orang Melayu.

British sebenarnya TAKUT kepada dominan Melayu dan dominan Islam dalam usaha mereka menguasai tanah jajahan ini. Mereka tidak dapat mengelak perjuangan menuntut kerdekaan yang sedang berleluasa di rantau ini di abad ke 19. Maka mereka memastikan jika tanah jajahan ini merdeka, pastikan ia mengikut acuan yang mereka sediakan.

Dominan Melayu dan Islam diganggu dengan membawa masuk imigran dari India dan Cina secara mencurah-curah. Tahun 1941, kaum imigaran sudah menjadi dominan (58% dpd jumlah penduduk). Inilah alasan yg digunakan British mendesak pimpinan umno menerima mereka sebagai rakyat secara jus-soli. Ini memudahkan British mensekular negara ini melalui perlembagaan yang mereka cipta.

British bernasib baik kerana di Malaya ada parti Komunis Malaya yang perjuangannya berbeza dengan golongan lain. Mereka berjuang dengan senjata, yang dilihat penjajah sebagai ganas. Mereka TAKUT kepada perjuangan bentuk ini lalu mereka MENAKUTKAN orang Melayu dengan kalimah PENGGANAS. Ternyata strategi yang sangat berkesan. Orang Melayu lebih takutkan komunis sebagai pengganas daripada takutkan British sebagai penjajah. British selamat daripada penentangan bersenjata orang Melayu, malah orang Melayu mengangkat sejata sebagai anggota AP menentang komunis.

Kita merdeka! Hasil perjuangan rakyat yang berbagai wadah, walaupun kerajaan mengiktiraf jasa dari segelintir sahaja. Itu kesah sebelum merdeka dalam sejarah.

Kini lepas merdeka peristiwa sejarah berulang lagi dalam konsep “Takut lalu Menakutkan”. Apabila berlaku krisis politik, UMNO TAKUT hilang kuasa lalu MENAKUTKAN dengan kalimah “BANGSAT”. Soalnya adakah orang Melayu kini benar-benar takut menjadi bangsat jika umno hilang kuasa? Sedikit kurang islamik kerana kita patut kembali kepada ketentuan Allah. Selepas merdeka hendaklah jangan terpengaruh lagi dengan agenda sekular penjajah. Kalaupun tiada UMNO kita bertuah kerana masih ada Allah SWT.

Bersikap jujurlah kepada Allah SWT dan diri sendiri seperti yang Allah tunjuk dalam QS3:167 – “Mereka selalu menyebut dengan mulutnya apa yang tidak ada dalam hatinya”. Jika dalam hati kita sesuatu itu tidak benar, zahirkanlah ia sebagai tidak benar. Jangan katakan benar sekalipun hati kita berkata ia tidak benar.

Kata-kata Hang Tuah diselewengkan penjajah: “Tak kan Melayu hilang di dunia…(dihilangkan pelengkapnya) ..SELAGI MELAYU BERPEGANG KEPADA ISLAM!

Jujurlah pada diri untuk membuktikan jiwa kita MERDEKA!

Terima Kasih Tuan Haji Sobirin Haji Duli,

Petunjuk yang ku nantikan

Jun 24, 2015

Assalam mu alaikum wr wbt,

Hari ini, Rabu 7 Ramadhan 1436H. Aku masih berpusing-pusing mencari idea untuk ditulis, apatah lagi memang lama aku tak menulis. Bila datang bulan Ramadhan nampaknya keadaan lama akan berulang. Walau pun ada riwayat hadis yang memaklumkan kepada semua umat Islam bahawa awal Ramadhan itu Rahmat, pertengahannya keampunan dan akhirnya ialah kebebasan dari api neraka, tetapi sikap orang Islam mengambil maksud hadis ini sambil lewa sahaja kalau dilihat pada apa yang berlaku tahun-tahun yang berlalu.

Ada satu harapan yang boleh disandarkan kepada satu bentuk perubahan yang mungkin berlaku dalam kaitan dengan perihal diatas. Pada tahun ini nampaknya banyak rancangan agama di TV membincangkan hal ini. Semoga apa yang disampaikan oleh para asatizah di TV dan Radio akan dapat memberi kesedaran kepada saudara saudariku yang muslim. Aku mengharapkan petunjuk atau indikatornya dapat dizahirkan sepanjang Ramadhan ini.

Antara petunjuk yang aku harapkan akan muncul ialah jumlah yang bersolat tarawikh tidak akan berkurangan apabila Ramadhan semakin lama. Tetapi sesuatu yang masih sama ialah berkurangan jumlah jemaah selepas menamatkan lapan rakaat. Hanya sedikit sahaja yang meneruskan ke 20 rakaat.  Kes ini perlu dibincangkan dalam tajuk yang lain.

Petunjuk kedua ialah ramainya yang menyertai tadarus al Quran, atau yang menggagahkan dirinya membaca al Quran agar dapat khatam di Ramadhan ini. Tak perlulah hendak mengatasi Imam Syafie dalam jumlah khatam al Quran sepanjang Ramadhan kerana beliau mampu khatam dua kali sehari sepanjang Ramadhan. Kalau kita mampu khatam sekali sepanjang Ramadhan, ini sudah dikira sangat baik.

Satu lagi indikator yang aku ingin lihat ialah ramainya penyertaan anak muda dalam majlis tadarus dan solat tarawikh. Ramainya anak muda terlibat dengan tadarus al Quran dan bersolat tarawikh menjadi bukti bahawa masa depan Islam akan gemilang kerana ramai yang akan menjadi pendukung atau pembela Islam. Cerahlah masa depan perkembangan Islam di kampung aku ini.

Satu perkara yang amat menggembirakan aku ialah terzahirnya impian aku beberapa tahun yang lalu. Beberapa tahun yang lalu aku cuba mengajak anak-anak muda untuk menjadi bilal solat tarawikh. Bebagai cara aku rangka dan buat untuk mencari dan memberi peluang kepada anak muda untuk menjadi bilal ketika solat tarawikh. Usaha aku sia-sia sahaja kerana tiada yang menyahut cabaran. Alhamdulillah dengan terdirinya Maahad Tahfiz di kampung aku ini, maka hasrat aku telah terzahir. Buat masa ini bilal untuk solat tarawikh di masjid adalah anak-anak pelajar dari Maahad Tahfiz dan yang menjdi Imam solat tarawikh ialah guru-guru maahad tahfiz. Hanya aku menunggu satu atau dua kali Ramadhan lagi sebelum aku akan melihat pelajar tahfiz yang akan menjadi imam solat tarawikh. Semoga Allah SWT memperkekankan. Sekian TK.

TABUNG HAJI –WANG ‘KERINGAT’ DAN ‘AIR MATA’

Mei 9, 2015

Tulisan ini saya petik dari blog Abu Hassan Adam. Satu tulisan yang menundang kesedaran bagi mereka yang mahu sedar tentang kerakusan pihak tertentu mengguna wang tabungan orang ramai yang berhasrat untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.

            Semalam 7 Mei 2015, aku terbaca berita bersumberkan Astro Awani menayatakan, ‘Baru-baru ini, laman blog The Benchmark serta beberapa blog lain telah memuat naik beberapa dokumen yang memaparkan Tabung Haji telah membeli dua plot tanah di Tun Razak Exchange (TRX) pada harga RM772 juta, menggunakan wang pendeposit yang disimpan dalam syarikat berkenaan dan bukannya wang kerajaan. Blog itu juga mendakwa ‘orang dalam’ Tabung Haji mengesahkan bahawa satu perjanjian ‘fast track’ telah dibuat di mana ia mendapat kelulusan menteri dalam masa kurang dua minggu dan wang pembelian perlu dibayar kepada 1MDB secara penuh”Astro Awani 7 Mei 2015

            Dalam sumber berita yang sama Pengerusi Lembaga Tabung Haji (LTH), Datuk Seri Azeez Rahim telah menafikan penjualan tersebut sebagaimana yang dilaporkan oleh Astro Awani,semalam, Azeez menerusi akaun Twitternya telah pun menafikan dakwaan tersebut. Beliau turut memaklumkan bahawa Tabung Haji akan mengeluarkan kenyataan mereka secepat mungkin’

            Dan ekoran daripada itu, Timbalan Pengarah Urusan Kumpulan dan Ketua Pegawai Eksekutif TH, Datuk Johan Abdullah menerusi kenyataan hari ini mengesahkan telah membeli tanah bagi tujuan pelaburan hartanah di TRX.
Namun, Johan dalam kenyataannya menafikan pembelian Signature Tower (Fasa 2) oleh Kumpulan TH sepertimana yang dilaporkan di dalam beberapa blog. (Astro Awani 7 Mei 2015)

            Dan akhirnya Pengerusi Lembaga Tabung Haji (TH), Datuk Seri Abdul Azeez Abdul Rahim terpaksa meminta maaf di atas penafian beliau terhadap pendedahan berhubung pembelian tanah milik 1Malaysia Development Berhad (1MDB) di Kuala Lumpur itu.”Ya, maaf di atas kesilapan komunikasi. Tidak benar mengenai RM722 juta untuk membeli dua bidang… itu yang saya nafikan,” kata Abdul Azeez menerusi laman mikro Twitternya. (Astro Awani 7 Mei 2015)

            Salah seorang menteri kabinet DS Najib mengatakan pula bahawa pembelian sebidang tanah IMDB oleh Tabung Haji bukannya ‘bailout’ tetapai sebenarnya ‘investment’. Aku tak faham kedua-dua konsep ini. “Bailout’ pun aku tak faham dan ‘investment’ juga aku tak faham. Dan tidak pun aku berhasrat untuk membincangkan kedua-dua konsep ini.

            Rata-rata orang Melayu menyimpan di Tabung Haji, terutama orang Melayu di kampung-kampung. Yang aku musykilkan ialah mengapa diambil duit Tabung Haji untuk ‘tanaman modal’ membeli tanah milik IMDB. Aku tidaklah sejahil mana sehingga menentang tanaman modal yang dibuat oleh Tabung Haji. Aku tahu juga yang Tabung Haji menjalankan perniagaan untuk memberikan pulangan kepada penyimpan-penyimpannya. Aku difahamkan bahawa Tabung Haji terpaksa membayar harga yang berpuluh kali  ganda untuk mendapatka tanah IMDB itu. Difahamkan bahawa harga asal tanah berkenaan adalah disekitar RM 70 tiap-tiap satu kaki persegi dan dijualkan kepada Tabung Haji dengan harga RM 2779.(Maaf, sekiranya aku tersilap menyatakan angka-angka berkenaan).

            Aku mungkin setuju dengan pandangan rakyat miskin di Malaysia kini yang rata-rata mempersoalkan tentang kewajaran Tabung Haji membeli lot tanah IMDB yang begitu mahal sekali. Amat menyedihkan apabila melihatkan perbandingan angka ini. Nampak sangat pihak pemerintah mementingkan IMDB berbanding dengan Tabung Haji yang ‘dihidupkan’ oleh orang kampung yang miskin, yang bercita-cita menggunakan Tabung Haji sebagai tempat menabung dengan penuh harapan akan dapat menunaikan Haji pada suatu ketika nanti. Sepatutnya Tabung Hajilah yang diberikan keutamaan membeli hartanah dengan harga yang diberikan kepada IMDB itu. Mengapakah pihak-pihak tertentu yang menguruskan urusan jual beli ini langsung tidak ‘berhati perut’ sehingga sanggup membutakan hati dan langsung tidak memandang akan kesusahan yang dideritai oleh orang kampung yang menabung dalam Tabung Haji ini.

Dan tentunya Prof Diraja Ungku Aziz menitiskan air mata mengenangkan hal bagaimana pengurusan Tabung Haji kini sudah tidak ada langsung perasaan belas terhadap derita orang kampung yang merupakan penyimpan taat dalam Tabung Haji. Bukan salah Tabung Haji terlibat dalam perniagaan bersesuaian denga perkembangan masa dan zaman yang kita lalui, tetapi keterlibatan dalam perniagaan yang meragukan (seperti IMDB ) tentulah merunsingkan juga ramai penyimpan Tabung Haji kini sebagaimana yang sentiasa dipersoalkan oleh Tun Mahathir.

            Masih terbayang dimataku bagaimana ibu bapa di kampung berjimat dan sentiasa berusaha menambahkan pendapatan demi untuk menyimpan di Tabung Haji yang matlamat akhirnya untuk menunaikan Haji ke Makkah. Kebanyakan ibu bapa miskin di kampung tidak membelanjakan wang bulanan yang diberikan oleh anak-anak mereka yang makan gaji di bandar, tetapi sebaliknya mereka menyimpan dan terus menyimpan di Tabung Haji sehingga berjaya mereka menunaikan haji ke Makkah.

Kini masih ramai lagi orang kampung aku yang menyimpan secara berdiikit-dikit di Tabung Haji. Dengan lebihan yang tidak seberapa hasil daripada penjualan buah-buahan, mereka simpan wang mereka di Tabung Haji. Hasil daripada penjualan hasil ternakan seperti ayam, kambing atau kerbau, mereka simpan wang mereka di Tabung Haji.

Apakah pihak pengurusan Tabung Haji tidak langsung terkenangkan nasib dan derita orang kampung yang mengalirkan keringat dan air mata untuk menyimpan di Tabung Haji yang matlamat akhirnya ia itu menunaikan haji. Apakah pihak kerajaan juga sama bersekongkol dan ‘mengiakan’ tindakan pihak pengurusan Tabung Haji yang bersikap sedemikian. Apakah pada pandangan pihak kerajaan bahawa rakyat luar bandar yang menyimpan dalam Tabung Haji itu hanya berguna apabila waktu datangnya pilihan raya sahaja.

Apakah begitu?…..

abuhassanadam

8 Mei 2015

PERANG SALIB ABAD KE-20?

April 24, 2015

Kiriman ini saya ambil dari fb seorang rakan. Perbincangannya menarik untuk difikirkan. Kalau anda orang Islam fahamilah apa yang ditulis..

Mereka mengisytiharkannya sebagai perang salib sedang pihak lawan tidak menyedarinya, maka jadilah perang itu dari sebelah pihak sahaja dan lihatlah kesannya ke atas umat Islam di mana-mana saja di dunia ini kini.

1. (You dare to call yourself a muslim) Tergamak kamu memanggil diri kamu muslim tetapi kamu gagal melaksanakan amanah yang Allah berikan. Apa ada pada semangat kemelayuan jika kita gagal memertabatkan Islam dahulu dari segalanya. Hanya setelah memertabatkan Islam maka lahirlah satu bangsa yang dirahmati Allah. Agenda menegakkan Islam adalah agenda Allah.

2. Penjajahan adalah agenda Barat (kristian) selepas mereka tewas kepada tentera Sallehuddin al-Ayubi dalam perang salib terakhir. Seorang Penjajah pernah berkata “The colonialist were modern crusaders – Christian warriors goin out of ther way to uproot Islam”. – Penjajah adalah tentera salib modern – pahlawan kristian yang keluar untuk menumbangkan Islam. Bezanya tentera kristian kali ini tidak lagi dengan tentera berkuda menghunus pedang, tapi mereka datang dengan mubaligh, membuka sekolah mubaligh, memperkenalkan sistem ekonomi kapitalis, sistem pendidikan, perundangan dan pentadbir yang hingga sekarang masih diamalkan. Apabila kita dijajah kemudian kita diberi kemerdekaan tapi kita masih mengamalkan sistem yang mereka tinggalkan, maka itu bermakna kita telah berada dalam perang salib abad ke-20.

3. Penjajahan sebelum abad ke-20 tidak memberi kesan besar kepada agama Islam yang telah bertapak kukuh sejak abad ke-12, malah ada bukti Islam telah bertapak lebih awal dari itu. Penduduk Islam di seluruh Alam Melayu masih tebal anutan Islamnya. Pemerintah yang warak, berdamping dengan ulamak dan menjadikan ulama sebagai penasihat. Undang-undang syariah dilaksanakan di semua negeri Alam Melayu. Jangan lupa dengan Hukum Kanun Melaka, Pahang, Acheh, Johor, Terengganu dan lain-lain yang semuanya hari tersimpan dimuzium. Hukum Hudud yang kita perjuangkan hari ini adalah untuk mengembalikan kegemilangan Alam Melayu sebelum kita tewas perang salib abad 20 ini. Selain kita patut malu dengan Allah malulah kepada nenek moyang kita yang telah mengamalkan undang syariah dulu.

4. Tahun 1824 sangat signifikan dalam era penjajahan. Perjanjian Pangkor ini adalah permulaan secara rasmi negeri-negeri Melayu disekularkan. Kuasa Sultan dihadkan kepada hal agama dan adat resam sahaja. Pemisahan kuasa ini menjadikan Islam terpinggir dari pentadbiran negeri. Ini ada satu formaliti sahaja kerana British telah memperkenalkan sistem perundangan mereka sejak 1937 lagi. Undang-undang syariah tercabar pertama kalinya apabila mahkamah sivil membatalkan keputusan mahkamah syariah dalam satu kes pertikaian keluarga. Apakah ini tidak cukup membuka mata pemerintah apabila mereka menerima cadangan perlembagaan yang dicadangkan Suruhanjaya Reid?

5. Reid menerima cadanagan dari anggota suruhanjaya iaitu Hakim Abd Hamid dari Pakistan mengenai agama Islam dalam perlembagaan Malaya. “Islam sebagai agama persekutuan” tetapi nyata itu tidak bermakna hilang taraf sekularnya. Tiada siapa yang faham pada ketika itu, tetapi apabila Hukum Hudud hendak dilaksanakan baharu jelas bahawa perlembagaan Malaysia tidak memihak kepada Islam, malah kes Mahkamah Rayuan mengisytihar keputusan mahkamah syariah Negeri Sembilan mengenai lelaki memakai pakaian perempuan, maka benarlah apa yang dikatan Reid itu. Selepas Perlembagaan Tanah Melayu dipersetujui Reid berkata lagi “Bahawasanya selepas ini tiada sebarang undang-undang, akta ataupun peraturan baharu yang boleh mengatasi segala undang-undang yang telah termaktub dalm perlembagaan negara baru Persekutuan Tanah Melayu merdeka lagi berdaulat”. Kes yang dinyata di atas telah membuktikan hukum yang dibuat oleh manusia telah mengatasi Hukum Allah. Kalau kita tidak sama berjuang menegakkan Hukum Allah SWT maka berdosalah kita.

6. Bill Persendirian mengenai hudud bukan lagi menguji Perlembagaan, tetapi menguji semua orang Islam. Apakah kita relakan hukum manusia mengatasi Hukum Allah??? Inilah perjuangan orang Islam..Allah beri kita kesempatan untuk membetulkannya…maka betulkanlah!

Haji Sobirin Haji Duli
Kuala Lipis.

Remaja di Kampung Al Quran

Disember 31, 2014

Kiriman ini merupakan kiriman terakhir bagi tahun 2014, juga merupakan kiriman yang membicarakan tentang kampung Al Quran yang sedang diusahakan di Kampung Relong. Insya Allah konsep Kampung Al Quran sedang dirangka bagi memudahkan penduduk kampung mengusahakannya.

Secara umumnya remaja ialah mereka yang berada dalam tempoh usia selepas akil baligh hingga sebelum dewasa. Jangkaan umur antara 13 tahun sehingga 20 tahun. Menurut Islam, di peringkat inilah mereka diberikan tanggungjawab sebagai seorang yang melaksanakan suruhan agama dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Islam. Ini juga bererti remaja itu ialah mereka yang sedang belajar dari tingkatan satu sehingga ke tahun ke dua IPT.

Remaja hari ini adalah pewaris umat yang akan melaksanakan ajaran agama yang sempurna. Para remaja perlu sedar bahawa mereka wajib menyediakan diri bagi manggalas tanggungjawab sebagai pemimpin umat. Persediaan yang diperlukan adalah dalam memahami arahan al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Asas untuk bersedia ialah mendalami aqidah, ibadah dan akhlak. Untuk mendalami tiga bidang utama ini adalah melalui pembelajaran dan penghayatan ilmu. Oleh itu carilah ilmu.

Menghadiri sesuatu majlis ilmu itu adalah ibarat kita berada di taman syurga. Ada dua taman syurga di dunia ini seperti yang disahkan oleh hadis-hadis berikut:

“Apabila kamu melewati taman-taman syurga, perbanyakkanlah berzikir” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksudkan taman-taman syurga itu?’ Baginda menjawab, “Ia halaqah-halaqah zikir (majlis ilmu).” (Riwayat Tarmizi)
“Diantara rumah dan mimbar ku adalah taman dari taman-taman syurga” (Riwayat Tirmizi)

Oleh itu Remaja di Kampung Al Quran wajarlah berusaha untuk datang ke salah satu dari dua taman syurga ini, sama ada menghadiri mana-mana majlis ilmu di merata tempat di atas muka bumi ini yang bernama masjid dan surau atau berziarah ke Raudah di Masjid Nabawi di Madinah. Tetapi yang termudah untuk ke syurga ialah menghadiri majlis-majlis ilmu di masjid dan surau di kampung kita.

Kita berhasrat untuk melahirkan generasi yang mencontohi Generasi Qur’ani zaman Rasulullah SAW. Mereka para remaja Generasi Qur’ani bukanlah orang terbelakang yang hanya bergelemut dengan Al Quran dan keagamaan serta mengabaikan pencapaian pengetahuan umum. Namun sesungguhnya mereka bukan saja diagungkan berdasarkan keutamaan yang telah Allah tetapkan malah Allah memberikan beberapa kelebihan lainnya yang begitu banyak dalam hal kemampuan berfikir, bersosial, berkarya dalam kepelbagaian bidang ilmu pengetahuan, yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Untuk menjadi seperti remaja zaman Generasi Qurani, remaja kini hendaklah terbiasa membaca Al Quran dan mengisi setiap hari-harinya dengan perkara kebaikan. Mereka hendaklah membiasakan diri untuk menjadikan Al Quran sebagai sahabat akrab dalam kehidupan hariannya dengan membaca, memahami serta mengamalkan segara saranan dan tegahan yang terkandung dalam Al Quran itu.

Kualiti seseorang sangat ditentukan oleh dua hal, iaitu siapa temannya dan apa bahan bacaannya. Kalau pergaulannya dengan orang biasa-biasa saja, maka cara berfikirnya biasa-biasa. Tapi kalau pergaulannya adalah lingkungan yang hebat, maka dia menjadi hebat. Oleh itu, persoalannya adalah bagaimana agar kita menjadi remaja yang hebat? Maka sejak kecil sudah dilatih untuk bergaul dengan zat yang Maha Hebat iaitu Allah SWT melalui interaksi dengan kalam Nya iaitu Al Quran.

Lalu bagaimana dengan pengaruh bacaan? Jika bacaannya bahan-bahan tingkat bawah, maka orang itu tidak akan boleh melebihi dari bacaan itu. Begitu juga kalau bacaannya berkualiti tinggi maka orang itu juga akan berfikiran dengan kualiti itu. Oleh itu remaja di Kampung Al Quran disaran untuk membaca huraian dari kalam Allah (membaca tafsir Al Quran), hadis-hadis Rasulullah SAW bersama huraiannya dan juga buku-buku karangan para Ulamak yang muktabar.

Menjadi remaja digital di era Generasi Teknologi Maklumat yang berakhlak Qur’ani adalah satu kemestian! Sebagai remaja berakhlak Qur’ani yang cerdas tidak mungkin untuk menghindari dunia digital bahkan sangat perlu menguasainya dengan tujuan-tujuan yang jelas, bermanfaat seperti ia akan meluaskan sayap dakwah, membangkitkan kesedaran terhadap Al Quran dan agama melalui media-media massa terkini serta menguasai cara penyebaran media Islamik untuk perkembangan akhlak remaja generasi penerus peradaban zaman ini dengan mencetak umat berakhlak dan menghayati ajaran Al Qur’an. Ternyata generasi yang diredhai Allah itu, adalah mereka yang giat dan bersemangat membaca Al Quran bahkan mereka mempunyai jadual tersendiri serta meluangkan waktu khusus untuk membaca dan memahami Al Quran. Kampung Al Quran memerlukan remaja seumpama ini.

Bagi mereka yang buta huruf dalam mengenal Al Quran, anda tidak perlu berasa malu sekiranya baru hendak mula belajar. Gelaran lidah keras sememangnya berlaku. Ini diakui, bahawa mereka yang berada di tahap ini amat sukar untuk diajar berbanding kanak-kanak. Walau bagaimana pun, ini tidak bermakna pintu untuk mempelajari Al Quran sudah ditutup. Cukuplah mengajar mereka berdasarkan kemampuan mereka tanpa dipaksa dan perbanyakkan latihan belajar membaca Al Quran. Lagi pun mereka dalam kumpulan ini dijanjikan oleh Rasulullah SAW mendapat dua pahala seperti yang dinyatakan dalam Hadis berikut:

Aisyah r.a. telah berkata: Bersabda Rasulullah S.A.W.: “Orang yang membaca Al Quran dan susah untuk menyebut ayatnya ia mendapat dua pahala”. (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Mempelajari lagu ketika membaca Al Quran bukanlah satu kewajipan. Tetapi ianya tetap merupakan salah satu alternatif yang boleh dipilih oleh kita. Lagu ini merupakan pelengkap kepada proses pembelajaran membaca Al Quran secara bertajwid. Jika anak-anak mencapai umur sembilan tahun, lihatlah bakat yang ada pada mereka. Jika ada yang bersuara merdu bolehlah mengasah bakat dan pertajamkan kemahiran membaca Al Quran secara bertajwid dan berlagu. Semoga dengan kesungguhan kita membentuk remaja yang mencintai Al Quran maka akan terzahirlah sebuah Kampung Al Quran yang disinari sakinah dan simbahan rahmah Allah SWT dalam jangka waktu terdekat. Wallah wa’lam.

AKTIVITI DI KAMPUNG AL QURAN

Disember 29, 2014

Aktiviti berasaskan Al Quran yang dilaksanakan di Kampung ini melibatkan semua penduduk dari umur empat tahun ke atas. Buat masa ini sudah terdapat beberapa aktiviti yang berkaitan dan ini merangkumi semua aktiviti yang dilaksanakan oleh Maahad Tahfiz Al Quran Wa al Tarbiyah al Diniyah, Kampung Relong. Antara yang sedang dilaksanakan ialah:

Program Hafazan Al Quran 30 juzuk yang dilaksanakan sebagai Program Sepenuh Masa yang melibatkan pelajar berumur 13 hingga 18 tahun. Program ini boleh juga disertai oleh penduduk Kampung Relong yang tidak tinggal di asrama. Kaedah pembelajaran boleh dirunding dengan pihak Maahad dan tiada had umur untuk peserta. Pelajar sekolah menengah boleh juga menyertai program ini sebagai peserta yang datang belajar ke maahad hujung minggu (dari Jumaat petang hingga Ahad petang).

Program Hafazan juzuk 30, 29 dan 28 ditawarkan oleh maahad melalui Program Separuh Masa dimana para pesertanya ialah murid-murid sekolah rendah dari darjah satu sehingga darjah enam. Waktu pembelajaranya adalah dari jam 2.30 hingga 5.00 petang pada hari Isnin, Selasa, Khamis dan Jumaat.

Dua program di atas melibatkan mereka yang berumur dari tujuh tahun hingga 18 tahun. Bagaimana pula yang lain? Sebenarnya terdapat dua program yang boleh disertai oleh mereka yang berumur dari 18 tahun sehingga ke akhir hayat.

Program pertama ialah Program Cakna Al Quran. Bagi program ini pihak maahad telah menyediakan beberapa orang ustaz dan ustazah bagi membantu mereka yang berharap dapat belajar mengaji Al Quran pada umur dewasa. Tempat belajar bergantung kepada persetujuan antara pelajar dan gurunya, sama ada di surau, masjid, di rumah kediaman atau di maahad. Buat masa ini para peserta adalah perempuan sahaja. Malang sekali, peluang ini tidak diambil oleh peserta lelaki atau mungkin peserta lelaki semuanya sudah pandai mengaji al Quran.

Kita perlu sedar bahawa terdapat hadis daripada Rasulullah SAW seperti berikut:

Daripada Syaidina Othman Bin ‘Affan r.a. telah berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda: “Sebaik manusia di antara kamu orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarnya kepada orang lain”. (Hadis Riwayat Bukhari)

Ingatlah nilai yang diajar oleh Rasulullah SAW kepada kita berkaitan baik atau tidak kita ini di sisi Allah SWT. Orang yang baik ialah orang yang belajar Al Quran atau kalau sudah pandai mesti mengajar Al Quran kepada orang lain.

Program kedua bagi mereka yang berumur 18 tahun ke atas ialah Program Mengaji Al Quran Bersanad. Mereka yang sudah lancar membaca Al Quran dengan betul tajwid dan makhrajnya boleh mengikuti program ini. Diakhir pengajian mereka yang sudah membaca Al Quran dihadapan guru-guru sanad akan diiktiraf atau diberikan sanad bacaan al Quran. Akibat dari itu mereka bolehlah mengajar orang lain dengan bacaan yang piawai seperti yang disampaikan oleh Jibril ra. kepada Rasulullah SAW dan seterusnya daripada Rasulullah SAW kepada para sahabat dan seterusnya sehingga kepada kita hari ini.

Kemahiran Tajwid adalah ilmu sokongan bagi mencapai ketrampilan membaca Al Quran. Oleh itu kelas-kelas tajwid juga dianjurkan. Pada masa ini pengajian tajwid dilaksanakan di Masjid Relong, Surau Bukit Berangan dan Surau Sungai Batu. Kepada mereka yang ingin mendalami ilmu tajwid bolehlah pergi belajar ke tempat yang dinyatakan di atas.

Satu aktiviti baru yang akan dilaksanakan awal 2015 ialah Program Pra Tahfiz. Program ini disediakan untuk anak-anak yang berumur dari empat tahun sehingga ke enam tahun (Pra Sekolah). Dilaksanakan pada setiap pagi hari persekolahan dari Isnin sehingga Jumaat dari jam 7.45 pagi hingga 12.00 tengahari. Dengan terzahirnya program ini maka lengkaplah aktiviti berkaitan Al Quran merentasi umur dari empat tahun sehingga 60 atau 70 tahun dilaksanakan di Kampung Al Quran.

Marilah kita hayati hadis berikut: Daripada At Tabarani, daripada Syaidina Ali bin Abi Talib karramallahu-wajhah, bahawasanya Nabi SAW pernah bersabda: “Ajarkanlah anak-anak kamu tiga perkara: Mencintai Nabi kamu, dan mencintai keluarganya serta membaca Al Quran. Sebab para pembaca Al Quran berada di sisi Arasy Allah bersama-sama para anbiya’Nya dan ashfiya’Nya pada hari tiada naungan melainkan naungan Allah sahaja.”

Program-program yang dibincangkan di atas semuanya berkaitan dengan usaha membaca atau mengaji Al Quran. Bagi memahami isi kandungan Al Quran terdapat banyak aktiviti lain yang dijalankan, antaranya:

Kuliah Tafsiar Al Quran setiap Jumaat (sebelum masuk waktu solat Jumaat) di Masjid Relong yang dikelola oleh Imam Masjid.

Kuliah Tafsir untuk muslimat yang diadakan pada setiap pagi Khamis selepas solat subuh dikelola oleh Ustazah Hajjah Siti Salamah Salim.

Kuliah selepas Solat Maghrib di adakan di Masjid, Surau Bukit Berangan, Surau Sungai Batu dan juga sekali sekala di Surau Relong Seberang.

Kuliah subuh setiap pagi Ahad di adakah di Masjid Relong dikelolakan oleh Imam Masjid dan dibantu oleh beberapa orang yang dipilih.

Ceramah bulanan dilakasnakan oleh Maahad Tahfiz bersama JKKK Kg Relong dan ceramah sempena Hari Kebesaran Islam yang diurus oleh Badan Kebajikan Masjid Relong.

Aktiviti dalam perancangan adalah penerbitan Buletin Al Furqan dan kempen “I want to touch and read Al Quran”. Semoga aktiviti di atas dapat diteruskan dan ditambah dengan aktiviti lain untuk merealisasikan Kampung Relong Sebagai Kampung Al Quran. Wallah wa’lam.